Kamis, 16 Mei 2013

TUGAS PENDIDIKAN DI INDONESIA



 TUGAS
PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

              Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak  sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya .Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Dengan pendidikan,kita bisa memajukan pendidikan,kita bisa memajukan kebudayaan dan mengangkat derajat bangsa dimata dunia internasional. Sebagaimana yang pernah diungkapkan Daoed Joesoef tentang betapa pentingnya pendidikan : “pendidikan merupakan alat yang menentukan sekali untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang penghidupan,dalam memilih dan membina hidup yang baik,yang sesuai dengan martabat manusia ,”. Pendidikan akan terasa gersang apabila tidak berhasil mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang  berkualitas (baik dari segi spiritual,intelegensi dan skill). Untuk itu, perlu diusahakan peningkatan mutu pendidikan, supaya bangsa kita tidak terkatung dengan status bangsa yang  sedang berkembang tetapi bisa menyandang predikat bangsa maju dan tidak kalah bersaing dengan bangsa Eropa.
Telah menjadi rahasia umum bahwa kemajuan suatu bangsa bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Coba kita lihat negara-negara yang maju sperti amerika dan jepang. Mereka sangat menghargai pendidikan,mendahulukan kepentingan dari pada kepentingan lain dan berani mengeluarkan dana yang besar untuk pendidikan.Sedangkan dinegara kita yang dipenuhi dengan korupsi dan hukum yang tidak adil,pendidikan menjadi tidak terlalu dipehatikan.Pemerintah indonesia hanya sibuk mengurusi masalah politik dan kunjungan wisata keluar negeri yang tujuannya tidak jelas manfaatnya bahkan lebih terlihat seperti hanya untuk berwisata dan menghambur-hamburkan uang rakyat .Hal ini tentunya menyebabkan terpuruknya pendidikan bangsa ini,dimana korupsi merajalela seperti virus,dari mulai pejabat sekelas perangkat desa sampai pejabat tinggi serta ketiada adilan dihadapan hukum makin memperburuk keadaan bangsa ini.

Masalah pendidikan di indonesia tidak pernah habis-habisnya untuk dikritik , direnungkan, disesalkan, dan dibicarakan oleh orang-orang yang peduli dengan pendidikan indonesia. Pendidikan diindonesia belum mamapu menjawab kebuntuaan problem yang dihadapi masyarakat .Bisa dikatakan, pendidikan sudah jauh melenceng dari hakikat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Tripusat pendidikan yang diciptakan oleh ki Hajar dewantara yaitu pendidikan dilembaga pendidikan,pendidikan di masyarakat,dan pendidikan dikeluarga.Di indonesia, konsep pendidikan hanya sekedar konsep yang seakan-akan dijalankan.Lebih tepatnya Indonesia hanya menerapkan tunggal pusat pendidikan yaitu pendidikan  di lembaga formal (sekolah). Sekolah adalah satu-satunya tempat belajar yang bisa mengantarkan pada kecerahan masa depan. Keluarga dan masyarakat hanya menyerah kan sepenuhnya pendidikan  anak mereka disekolah sehingga mereka lepas tangan dari pendidikan anak mereka. Yang terpenting bagi mereka ara oran tua adalah anaknya bisa mendapatkan ijazah sebagai bukti kelulusan dengan nilai-nilai yang sempurna. Dan ketika anaknya gagal dalam pendidikan, yang disalah kan adalah sekolah.

               Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

              Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

                 Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.Semoga pada masa yang akan datang pendidikan diindonesia akan maju dan lebih bermutu, suatu harapan besar bagi bangsa indonesia,melalui putra dan putri bangsa yang cerdas,berakhlak dan berkompeten serta mampu bersaing diera globalisasi.


 Tagz: Pendidikan, pendidikan diindonesia, masalah pendidikan, pengertian pendidikan, pola pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More